Pemerintah Berencana Hidupkan Kembali Sistem Penjurusan IPA, IPS Dan Bahasa. Begini Respons Guru
16 April 2025 09:16 WIB
Melysa Septiani
.jpg)
Photo: Ilustrasi siswa. (DOK. PIXABAY)
Jakarta, SONORA.co.id - Pemerintah melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) berencana menghidupkan kembali sistem penjurusan di SMA/ SMK mulai Tahun Ajaran Baru 2025/ 2026. Penjurusan ini menggugurkan sistem sebelumnya pada era Menteri Nadiem Makarim yang memberlakukan Kurikulum Merdeka. Penjurusan ini nantinya berkaitan dengan penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang dimulai pada November 2025.
“Jurusan akan kita hidupkan lagi, IPA, IPS, Bahasa. Di TKA (Tes Kemampuan Akademik) ada tes wajib Bahasa Indonesia dan Matematika,” terang Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti pada Jumat (11/4).
Relawan Guru Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) Lita Lituina mengaku, mendukung penuh sistem penjurusan tersebut. Menurutnya, dengan sistem penjurusan, membantu para peserta didik untuk menentukan minat mereka.
“Sangat setuju. Lebih terarah. Kurikulum Merdeka ini seperti membingungkan juga untuk mereka. Materi pelajaran yang diajarkan cukup banyak karena mereka hanya memilih,” kata Lita, Selasa (15/4).
Lita turut menceritakan pengalamannya mengikuti sistem Kurikulum Merdeka.
“Sejauh ini kayaknya yang sudah saya alami ya, ketika saya mengajar, penjurusan itu lebih fokus, lebih baik untuk kita. Karena anak-anak bisa fokus mereka mau ambilnya apa. Kalau di Kurikulum Merdeka agak terbatas ya. Terus saya (sebagai guru) juga agak bingung sih, karena guru diperbolehkan memilih, kira-kira mata pelajaran apa saja yang bisa diberikan,” tuturnya.
Lita juga menyampaikan pandangannya mengenai sistem pendidikan yang kerap berubah seiring bergantinya periode pemerintahan.
“Saya setuju, tapi dengan pengkajian, dan berubahnya jangan berubah total, hanya perbaikan saja yang sudah ada, mungkin dibuat lebih simple, sesuai perkembangan zaman. Dan memang harus ada undang-undang. Jadi, kalaupun ada perubahan kurikulum, tidak mengubah dasarnya,” jelas Lita.
“Kurikulum baru, guru kan harus belajar lagi administrasinya,” tambahnya.
“Jurusan akan kita hidupkan lagi, IPA, IPS, Bahasa. Di TKA (Tes Kemampuan Akademik) ada tes wajib Bahasa Indonesia dan Matematika,” terang Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti pada Jumat (11/4).
Relawan Guru Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) Lita Lituina mengaku, mendukung penuh sistem penjurusan tersebut. Menurutnya, dengan sistem penjurusan, membantu para peserta didik untuk menentukan minat mereka.
“Sangat setuju. Lebih terarah. Kurikulum Merdeka ini seperti membingungkan juga untuk mereka. Materi pelajaran yang diajarkan cukup banyak karena mereka hanya memilih,” kata Lita, Selasa (15/4).
Lita turut menceritakan pengalamannya mengikuti sistem Kurikulum Merdeka.
“Sejauh ini kayaknya yang sudah saya alami ya, ketika saya mengajar, penjurusan itu lebih fokus, lebih baik untuk kita. Karena anak-anak bisa fokus mereka mau ambilnya apa. Kalau di Kurikulum Merdeka agak terbatas ya. Terus saya (sebagai guru) juga agak bingung sih, karena guru diperbolehkan memilih, kira-kira mata pelajaran apa saja yang bisa diberikan,” tuturnya.
Lita juga menyampaikan pandangannya mengenai sistem pendidikan yang kerap berubah seiring bergantinya periode pemerintahan.
“Saya setuju, tapi dengan pengkajian, dan berubahnya jangan berubah total, hanya perbaikan saja yang sudah ada, mungkin dibuat lebih simple, sesuai perkembangan zaman. Dan memang harus ada undang-undang. Jadi, kalaupun ada perubahan kurikulum, tidak mengubah dasarnya,” jelas Lita.
“Kurikulum baru, guru kan harus belajar lagi administrasinya,” tambahnya.
News
View MoreOur Services

Sonora Education And Talent Management
Empowering Talent Development & Soft Skills Training.

Research Solution
Your Research Solution for Comprehensive Coverage, Reliable Sources, and Diverse Perspectives