Redaksi Kompas Bicara 25 April 2025: Dari Utang Negara Hingga Ancaman AI

25 April 2025 09:13 WIB
Melysa Septiani
Photo: Tangkapan Layar e-Paper Headline Harian Kompas edisi 25 April 2025. (Melysa Septiani/ RADIO SONORA).
Jakarta, SONORA.co.id - Redaksi Kompas Bicara kali ini membahas tiga isu utama yang diangkat Harian Kompas, edisi Jumat (25/4), langsung bersama Wartawan Senior Kompas Paulus Tri Agung Kristanto atau yang akrab disapa Tra.

Pertama, pada halaman utama, Kompas menentukan headline “Utang Sudah Membesar Di Awal Tahun”. Diketahui, Pemerintah telah menarik utang baru sebesar 250 triliun sejak Januari hingga Maret 2025. Jumlah yang setara dengan 40,6 persen dari total target pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar 775,9 triliun.

“Dari total target pembiayaan APBN 2025 yang diberikan dari pinjaman membesar 775,9 triliun, dan di awal tahun hingga Maret 2025, ternyata sudah memiliki utang baru 150 triliun, dan itu sebagian juga, diantaranya digunakan untuk menambal defisit, dan tentu ya kalau kemudian utang itu digunakan untuk sesuatu yang produktif, kita bisa berharap banyak itu bisa menjadi lokomotif untuk pertumbuhan dan kebaikan. Tetapi kalau kemudian menjadi korupsi dan sebagainya, itu akan berdampak kurang menguntungkan buat negara dan rakyatnya,” jelasnya.

“Memang ini diambil salah satunya untuk mengantisipasi kecelakaan global, dan saya kira pemerintah juga sudah menghitung risikonya. Kita berharap baik-baik saja,” tambahnya.

Kedua, membahas artikel pada halaman 10, pilihan Desk Ekonomi & Bisnis berjudul “Ketergantungan AI Jadi Ancaman”. Berdasarkan laporan terbaru Organisasi Buruh Internasional (ILO) bertajuk “Revolutionizing Health and Safety: The Role of AI and Digitalization at Work”, ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat mengurangi pengawasan manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja. 

“Hidup kita memang sudah sangat tergantung pada teknologi. Nyaris penetrasi teknologi khususnya berbasiskan internet di negara kita sudah lebih dari 90%, masuk lima besar dari seluruh negara yang menggunakan internet,” katanya.

Meski teknologi AI telah berperan besar dalam dunia kerja, dan menimbulkan ketergantungan, Tra tetap optimis, manusia tidak akan tergantikan oleh AI.

“Rasanya mesin tidak akan pernah bisa menghentikan manusia, meski kemudian kita sangat tergantung kepada mesin khusus yang berbasiskan digital dan teknologi informasi,” ujarnya.

Ketiga, membahas artikel pada sosok pilihan dari Desk Budaya, yaitu Hetty Kus Endang, yang mendorong semangat pemberdayaan perempuan dari sehelai kain.

“Hetty Kus Endang yang hari ini menjadi sosok di Harian Kompas adalah seorang pecinta kain dan pecinta wastra, pelestarian kain pantang, serta hiasan rumah belanja yang ia dirikan, Hetty mengejawantahkan visi pemberdayaan perempuan serta kelestarian lingkungan. Jadi, dari kain kemudian menunjukkan bagaimana memperdayakan masyarakatnya dan juga menjaga lingkungan".

“Sosok-sosok seperti ini menginspirasi kita bagaimana kemudian tetap berkarya sekaligus juga memperdayakan masyarakat dan punya makna untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya,” tutup Tra.

Redaksi Kompas Bicara live bersama Tim Redaksi Harian Kompas dapat anda ikuti di acara Sonora Pagi, setiap hari Senin dan Jumat, pukul 7.20 WIB.
Sonora Network

Our Services

Sonora Education And Talent Management

Sonora Education And Talent Management

Empowering Talent Development & Soft Skills Training.
Research Solution

Research Solution

Your Research Solution for Comprehensive Coverage, Reliable Sources, and Diverse Perspectives
Management Services

Management Services

Empowering Talent Development & Soft Skills Training.
Event Management

Event Management

Step into Syandana, we deliver exceptional tailored event solutions

We'll reach out to you to talk about what we can do to keep leading, together.

Let’s Collaborate!

Our Satisfied Partners

Kementrian Pajak
Kementrian PUPR
Kementerian Dinas Perhubungan
Kementrian Kominfo
Kementrian Agama
Kementrian Hukum dan HAM
Telkomsek
ASDP
Nuvo Family
Pertamina
Bear Brand
Sarirasa Group
Gopek House
Counterpain
PLN
Kementrian Pelni
Ayaxx
Wincos